Social Icons

PENDEKATAN SCIENTIFIC


PENDEKATAN SCIENTIFIC
Kurikulum 2013 mengamanatkan pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajaran. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa pada prinsipnya proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan saintifik diyakini dapat menjadi titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductivereasoning).
Proses pembelajarandengan pendekatan saintifik bercirikan penonjolan padadimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Sehubungandenganitu, beberapa ciri pendekatan saintifik  dalam pembelajaran diantaranya adalah:
1.      Materipembelajaran berbasis pada fakta, gejala, atau peristiwa  yang dapat diamati secara langsung atau pun tidak langsung dan dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.      Materi pembelajaran juga mengandung konsep dan teori yang dapat dipertanggung-jawabkan.
3.      Penjelasan guru dan respon siswa terjadi secara obyektifdan logis serta  bebas dari prasangka.
4.      Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, obyektif, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan menerapkan materi pembelajaran.
5.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan hubungan  satu dengan yang lain dari materi pembelajaran.
6.      Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
7.      Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
8.      Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara seimbang dan terpadu.
9.      Hasil akhir pembelajaran adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga bisa menjadi siswa  yang produktif, kreatif, dan inovatif.
KegiatanSiswadalamPembelajarandenganPendekatanSaintifik
Kegiatansiswadalampembelajaran yang menggunakanPendekatanSaintifikdapatdikemukakansebagaiberikut:
NO.
LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN SAINTIFIK
KEGIATAN BELAJAR
1.
Mengamati(Observing)
·   Melihat gambar/video, persitiwa/kejadian, benda nyata.
·   Mendengar cerita, berita.
·   Membaca naskah, buku, berita.
·   Mencium bau.
·   Meraba suhu
·   Mencicipi rasa.
2.
Menanya (Questioning)
·   Mengungkapkan ciri-ciri atau karakteristik obyek dari hasil pengamatan
·   Menanyakan sesuatu dari hasil pengamatan
·   Berdialog saling tanya jawab hasil pengamatan
·   Melakukan perenungan hasil pengamatan
·   Mengidentifikasi permasalahan hasil pengamatan
·   Memberikan tanggapan hasil pengamatan
3.
Menalar (Associating)
·   Mencari sebab akibat
·   Menganalisis masalah
·   Mencari perbedaan dan persamaan
·   Mencari hubungan
·   Menganalisis kelebihan dan kekurangan
·   Menganalisis kekuatan dan kelemahan
·   Membuat dugaan
·   Membuat kesimpulan
4.
Mencipta
·   Membuatdugaan/hipotesis/konjektur
·   Merancang langkahpercobaan
·   Membuat alatuntukpercobaan
5.
Mencoba (Experimenting)
·   Melakukan simulasi
·   Menjalankan peran
·   Melakukan uji coba
·   Membuat rancangan
·   Melaksanakan rencana
·   Melakukan pengukuran
·   Menguji hipotesis
6.
Menyaji
·   Mengkomunikasikan
·   Memperagakan
·   Memaparkan
·   Melaporkan
1.    Mengamati (Observing)
Mengamatipadadasarnyaadalahmemperhatikansesuatudenganseksama, menggunakanindera yang dimiliki.Karenaitu, mengamatibukanberartihanyamelihat.Mengamatibisajugadenganmenggunakantelinga (mendengarkandenganseksama), hidung (membaudengancermat), dll.
Jenisaspek yang diamatibisadikelompokkanmenjadidua, yaituaspekkualitatif, danaspekkuantitatif.Ketikamengamatibungamisalnya, aspekkualitatif yang bisadiamatiantara lain: warnabunganya, kehalusan, wangi, sertaklasifikasi-klasifikasilainnyasepert: besarvskecil, lebarvssempit, panjangvspendekdan lain sebagainya. Sementaraitu, aspekkuantitatifnyabisadiperolehdengancaramencacahataumengukur. Misalnya, banyaknyakelopak, diameter permukaanbunga, rasiowarna yang satudenganwarna yang lain, dll.
Melalui mengamatitersebutsiswa akan mendapatkaninformasi, data, atau fakta yang menjadi bahan belajar. Di sampinguraiansingkat di atas, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mengamati:
a.       Pada prinsipnya pengamatan bisa dilakukan melalui berbagai indera, tidak saja dengan mata, tetapi juga termasuk mendengar dengan telinga, mencium dengan hidung, mengecap dengan lidah, meraba dengan tangan dan alat indera lainnya.
b.      Obyek pengamatan bisa berupa: benda nyata, alam sekitar, peristiwa atau kejadian, gambar, foto, lukisan, miniatur, cerita, berita, tulisan, dan sebagainya. Sebagai bahan belajar, obyek yang diamati hendaknya sesuatu yang memungkinkan dilihat dari berbagai disiplin. Sebagai contoh mengamati peristiwa BANJIR: bisa dilihat dari aspek geografi, ekonomi, IPA, kewarganegaraan, dan sebagainya.
c.       Pengamatan bisa dilakukan di luar kelas dengan mengamati langsung peristiwa, alam sekitar, benda nyata dan sejenisnya. Pengamatan juga bisa di lakukan di dalam kelas dengan mengamati gambar, foto, lukisan, miniatur, cerita, berita, dan sebagainya. Karena itu kegiatan mengamati bisa menjadi bagian dari pembelajaran dalam kelas dan bisa menjadi tugas pekerjaan yang harus dilakukan siswa di luar pembelajaran dalam kelas yang kemudian ditindaklanjuti di dalam pembelajaran dalam kelas.
d.      Untukkelasawal, pengamatantentanagaspekkuantitatifsudahmemadai. Tetapi, ketikasudahmasukkekelas yang lebihtinggi, pengamatansebaiknyadiarahkankepadaaspek yang kuantitatif.
e.       Hasil pengamatan siswa harus dicatat dalam lembar pengamatan.
Kagiatan pengamatan adalah kegiatan belajar yang amat penting bagi siswa. Melalui pengamatan siswa akan menemukan sendiri bahan belajar berupa informasi, fakta, atau peristiwa. Mengamati juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan karena siswa tidak hanya mendengar keterangan guru atau membaca buku. Melalui kegiatan mengamati juga akan membentuk sikap dan kebiasaan: TELITI, PEDULI, dan PEKA.
2.    Menanya (Questioning)
Setelah mengamati, kegiatanpentingberikutnya dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah “menanya” (questioning). Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, siswa harus didorong untuk menanyakan sesuatu dari hasil pengamatan itu: apakah ada yang unik, menarik, aneh dan sebagainya? Mengapa terjadi hal tersebut, apa penyebabnya? Permasalahan apa saja yang mungkin dapat timbul? Pendek kata siswa didorong untuk mempertanyakan segala hal yang berkaitan dengan hasil pengamatan mereka.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ”menanya” di antaranya adalah sebagai berikut:
a.       Sebelum siswa mempertanyakan sesuatu dari hasil pengamatannya, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan terlebih dahulu terhadap hasil pengamatan mereka.
b.      Pihak yang menanya hasil pengamatan siswa adalah siswa sendiri, bukan guru yang bertanya kepada siswa.
c.       Guru harus membimbing siswa bagaimana cara menanya terhadap hasil pengamatan mereka. Untuk itu guru bisa memberikan arahan penggunaan kata tanya: apa, mengapa, siapa, di mana, kapan, bagaimana?
d.      Penerapan dari langkah ini bisa dilakukan guru dengan menugaskan siswa untuk membuat pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa adalah pintu masuk (entry point) untuk melakukan pembahasan materi pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran akan dilakukan dengan berbasis pada pertanyaan.
e.       Jenispertanyaan yang diharapkanmunculdarisiswaadalahpertanyaanpertanyaan yang mendorongdilakukannyapenyelidikanlebihlanjut.
f.        Kegiatan menanya tidak berarti harus dalam bentuk siswa bertanya kepada guru, melainkan siswa menanyakan sesuatu dari hasil pengamatannya untuk selanjutnya menjadi bahan pembelajaran bersama. Dengan demikian maka pada prinsipnya pertanyaannya ditujukan kepada siapa pun: kepada diri siswa sendiri, siswa lain, dan juga guru.
Kegiatan menanya adalah kegiatan belajar yang amat penting bagi siswa. Melalui menanya siswa akan belajar mengidentifikasi masalah yang bersumber dari fakta, atau peristiwa nyata. Menanya  juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan karena siswa akan menjadi aktif dan tidak hanya mendengar keterangan guru. Melalui kegiatan menanya juga akan membentuk sikap dan kebiasaan: KRITIS, TELITI, dan TIDAK MUDAH PERCAYA.
3.    Menalar (Associating)
Kegiatan selanjutnya dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifikadalah menalar (associating). Setelah siswa menanya berdasar hasil pengamatannya, selanjutnya siswa menganalisis untuk mencari jawab terhadap hal-hal atau masalah yang dipertanyakan.
Dalam kegiatan menalar ini siswa akan belajar menganalisis untuk: mencari sebab akibat, mencari perbedaan dan persamaan, mencari hubungan, mencari kelebihan dan kekurangan atau kekuatan dan kelemahan, membuat dugaan (hipotesis), dan membuat kesimpulan.
Beberapa hal berikutmungkinperlu diperhatikan dalam kegiatan ”menalar” agar diperolehhasil yang optimal:
a.       Kegiatan belajar menalar bisa dilakukan dalam bentuk: dialog, tanya jawab, diskusi, atau curah pendapat.
b.      Fokus utama kegiatan belajar menalar bukan semata-mata benarnya pendapat, melainkan terjadinya proses berpikir secara rasional dan faktual.Karenaitu, guru harusselalumendorongsiswauntukmemberikanalasanterhadapsetiapjawaban yang diberikan.
c.       Dalam kegiatan belajar menalar guru harus bisa berperan sebagai fasilitator yang baik dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengemukakan pemikirannya. Guru harus dapat mendistribusikan permasalahan, pertanyaan, dan tanggapan secara merata kepada siswa.
d.      Guru hendaknya dapat memberikan apresiasi dan respon positif terhadap setiap pendapat siswa, baik pendapat siswa itu benar, kurang benar, maupun salah.
e.       Guru hendaknya dapat mengarahkan arah pembahasan siswa jika terdapat indikasi pembahasan siswa mulai menyimpang dari pokok permasalahan.
f.        Guru hendaknya tidak serta merta memberikan tanggapan terhadap pemikiran siswa sebelum terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan tanggapan terlebih dahulu.
g.       Sedapat mungkin pengambilan kesimpulan dari hasil pembahasan dilakukan sendiri oleh siswa, meskipun hasilnya kurang memuaskan. Tugas guru adalah membimbing siswa agar siswa dapat mengambil kesimpulan secara lebih baik. Untuk itu guru bisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan penggerak atau pertanyaan pengarah sehingga dapat menuntun siswa dalam mengambil kesimpulan.
Kegiatan belajar menalar adalah kegiatan belajar yang amat penting bagi siswa. Melalui belajar menalar siswa akan belajar mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah, serta belajar mengambil kesimpulan. Menalar  juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan karena siswa akan menjadi aktif berpikir dan tidak hanya pasif mendengar keterangan guru. Melalui kegiatan menalar juga akan membentuk sikap dan kebiasaan: KRITIS, BERARGUMENTASI, MENYAMPAIKAN PENDAPAT ATAU PEMIKIRAN, MENGHARGAI PENDAPAT ORANG LAIN, MENGHORMATI PERBEDAAN dan sebagainya.


4.    Mencipta
Kegiatan mencipta merupakan langkah lanjutandarikegiatanmenalardalampembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kegiatan mencipta bisamendorongterbentuknyadugaan, hipotesis, ataukonjektur. Akan tetapi, kegiatanmenciptainijugabisamendorongterbentuknyastrategiuntukmelakukanpercobaan, danpengembanganalatsertabahanuntukmelaksanakakanpercobaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menciptadi antaranya adalah:
a.       Guru harus menjaminkeamanandariapa yang akandibuat oleh siswa, cara merancangnya, bahan-bahan apa yang digunakan, alokasiwaktu yang disediakan.
b.      Proses merancang atau membuat suatu produk hendaknya tetap dilakukan dalam pembelajaran di kelas meskipun penyiapan bahan-bahan dan perlengkapan yang diperlukan dapat dilakukan atau menjadi tugas di luar kelas.
c.       Selama proses perancangan atau pembuatan produk tertentu hendaknya guru melakukan pengawasan dan pengamatan secara terus menerus sambil melakukan assessment atau penilaian terhadap  masing-masing individu.
d.      Pembelajaran mencipta hendaknya dilakukan secara kolaboratif atau kerjasama antar siswa dalam suatau kelompok tertentu.
e.       Guru hendaknya selalu memberikan apresiasi dan respon positif terhadap semua hasil pekerjaan belajar siswa, sembari memberikan bimbingan dan arahan terhadap hasil pekerjaan belajar yang perlu perbaikan.
5.    Mencoba (Experimenting)
Kegiatan mencoba (experimenting) merupakantindaklanjutdarikegiatanmencipta. Apa yang sudahdihasilkandarikegiatanmencipta, terutamadugaan/hipotesis/konjektur, perludiselidikitingkatkebenarannya. Dugaan/hipotesis/konjekturtersebutperludiperiksasampaisejauhmanaberlakunya.Dugaan/hipotesis/konjekturtersebutperludiujicobakan.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik, kegitanmencobaini dapat dilakukan dengan: melakukan simulasi, menjalankan peran, melakukan uji coba, melaksanakan rencana, melakukan pengukuran, menguji hipotesis, dan sebagainya. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penalaran yang dilakukan melalui diskusi atau dialog siswa bisa melakukan percobaan (experiment), yaitu mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang menjadi gagasan atau pemikirannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ”mencoba” di antaranya adalah sebagai berikut:
a.       Kegiatan belajar mencoba (experimenting) dilakukan oleh siswa baik terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sikap, perilaku sosial, ilmu pengetahuan alam. Untuk hal yang berkaitan dengan sikap dan perilaku sosial bisa dilakukan melalui simulasi dan bermain peran. Sedang untuk hal yang berkaitan dengan pengetahuan alam dan matematika bisa dilakukan dengan pengukuran, uji coba, dan sebagainya.
b.      Kegiatan belajar mencoba (experimenting) dapat dilakukan baik secara individual maupun kelompok.
c.       Dalam kegiatan belajar mencoba (experimenting) guru harus memberikan arahan mengenai waktu dan teknik “mencoba” yang perlu dilakukan.
d.      Guru juga harus memberikan panduan mengenai hal-hal apa saja yang perlu dicatat selama proses melakukan “percobaan”.
e.       Selama melakukan kegiatan belajar mencoba (experimenting) guru hendaknya mengamati pelaksanaan “percobaan” secara terus menerus serta memberikan bimbingan atau arahan jika terdapat hal-hal yang kurang tepat.
f.        Guru hendaknya selalu memberikan apresiasi dan respon positif terhadap proses dan hasil mencoba (experimenting) yang dilakukan siswa disamping juga memberikan penegasan atau penguatan terhadap hal-hal yang positif dan koreksi terhadap hal-hal yang kurang positif.
Kegiatan belajar mencoba adalah kegiatan belajar yang amat penting bagi siswa. Melalui belajar mencoba siswa akan belajar mengaktualisasikan atau mencobakan gagasan atau pemikiran. Mencoba juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan karena siswa akan menjadi aktif bekerja. Melalui kegiatan mencoba juga akan membentuk sikap dan kebiasaan: BERANI MENCOBA, KREATIF, TERAMPIL DALAM MELAKUKAN SESUATU, dan sebagainya.
6.    Menyaji
Kegiatan menyaji dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah kegiatan terakhir yang dimaksudkanuntukmengkomunikasikan, memaparkan, melaporkan, atau memperagakan hasil dari beberapa kegiatan sebelumnya. Hal-hal yang disajikan dalam kegiatan ini bisa berupa hasil pengamatan, hasil analisis dari kegiatan menanya dan menalar atau pun hasil mencoba. Kegiatan belajar menyaji tidak dapat terlepas dari hasil kegiatan belajar sebelumnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menyaji di antaranya adalah:
a.       Kegiatan belajar menyaji bisa dilakukan secara individual maupun kelompok, namun jika dilakukan secara kelompok assessment atau penilaian hendaknya tetap dilakukan secara individu.
b.      Guru harus memberikan petunjuk yang jelas mengenai bagaimana teknik atau tata cara menyaji yang baik yang dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi, memberikan penjelasan apa saja yang perlu disdajikan, dan waktu yang digunkana untuk menyaji. Jika dipandang perlu guru terlebih dahulu memberikan contoh menyaji yang baik.
c.       Dalam kegiatan menyaji guru bisa menunjuk kelompok siswa lain atau seluruh siswa untuk memberikan tanggapan disertai dengan arahan mengenai tata cara memberikan tanggapan yang baik.
d.      Dalam kegiatan menyaji guru dapat menugaskan kepada salah seorang siswa untuk menjadi moderator dan seorang siswa lainnya untuk mencatat inti pendapat atau pemikiran yang disampaikan oleh setiap siswa.
e.       Guru harus dapat mengarahkan alur dan dinamika pembicaraan siswa sehingga siswa dapat melakukan dialog secara baik dan terarah.
f.        Guru hendaknya memantau secara seksama selama proses penyajian dan mencatat hal-hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian atau penegasan.
g.       Guru hendaknya memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan kegiatan menyaji.
h.      Guru juga perlu memberikan informasi kepada siswa aspek-aspek apa saja yang akan dinilai dalam kegiatan menyaji, sehingga siswa dapat mempersiapkan diri dengan tepat.
i.        Penilaian atau assessment yang dilakukan oleh guru hendaknya lebih menitikberatkan pada aspek sikap dan keterampilan siswa dalam menyaji, disamping aspek ketepatan atau kebenaran informasi atau pengetahuan yang disampaikan oleh siswa.
Kegiatan belajar menyaji adalah kegiatan belajar yang amat penting bagi siswa. Melalui belajar menyaji siswa akan belajar mengemukakan pendapat, belajar mengungkapkan pikiran dan perasaan, dan belajar berkomunikasi dengan baik. Menyaji juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan karena siswa akan menjadi lebih aktif untuk beraktualisasi, dan lebih diperhatikan. Melalui kegiatan menyaji juga akan membentuk sikap dan kebiasaan: BERANI MENGEMUKAKAN PENDAPAT, BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF, TERAMPIL BERBICARA, dan sebagainya.
Demikian uraian singkat langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Dalam penerapannya, langkah-langkah kegiatan tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi sekolah dan siswa serta karakteristik materi pembelajaran yang dipelajari.
Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tingkatan
Subtingkatan
Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih rendah
§  Pengetahuan (knowledge)
§  Apa...
§  Siapa...
§  Kapan...
§  Di mana...
§  Sebutkan...
§  Jodohkan atau pasangkan...
§  Persamaan kata...
§  Golongkan...
§  Berilah nama...
§  Dll.
§  Pemahaman (comprehension)
§  Terangkahlah...
§  Bedakanlah...
§  Terjemahkanlah...
§  Simpulkan...
§  Bandingkan...
§  Ubahlah...
§  Berikanlah interpretasi...
§  Penerapan (application
§  Gunakanlah...
§  Tunjukkanlah...
§  Buatlah...
§  Demonstrasikanlah...
§  Carilah hubungan...
§  Tulislah contoh...
§  Siapkanlah...
§  Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih tinggi
§  Analisis (analysis)

§  Analisislah...
§  Kemukakan bukti-bukti…
§  Mengapa…
§  Identifikasikan…
§  Tunjukkanlah sebabnya…
§  Berilah alasan-alasan…
§  Sintesis (synthesis)
§  Ramalkanlah…
§  Bentuk…
§  Ciptakanlah…
§  Susunlah…
§  Rancanglah...
§  Tulislah…
§  Bagaimana kita dapat memecahkan…
§  Apa yang terjadi seaindainya…
§  Bagaimana kita dapat memperbaiki…
§  Kembangkan…
§  Evaluasi (evaluation)
§  Berilah pendapat…
§  Alternatif mana yang lebih baik…
§  Setujukah anda…
§  Kritiklah…
§  Berilah alasan…
§  Nilailah…
§  Bandingkan…
§  Bedakanlah…













A.      Implementasi Pendekatan Scientific pada Pembelajaran
Pada pembelajaran IPA pendekatan scientific dapat diterapkan melalui keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.  Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.

Tabel  2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.
No
Indikator
Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
1
Mengamati
-        Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
-        Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
2
Mengelompokkan/
Klasifikasi

-        Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
-        Mencari perbedaan, persamaan;  Mengontraskan ciri-ciri;Membandingkan
-        Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3
Menafsirkan
-       Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
-       Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan; Menyimpulkan
4
Meramalkan
-       Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
-       Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan sebelum diamati
5
Mengajukan
pertanyaan

-       Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
-       Bertanya untuk meminta penjelasan;  Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6
Merumuskan
hipotesis

-       Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
-       Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7
Merencanakan
percobaan

-       Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
-       Mentukan variabel/ faktor penentu; - Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat; - Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
8
Menggunakan
alat/bahan

-       Memakai alat/bahan
-       Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan ;  Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9
 Menerapkan konsep

-       Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
-       Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10
Berkomunikasi
-       Mengubah bentuk penyajian
-       Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram;  Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis;  Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian;  Membaca grafik atau tabel atau diagram;  Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.

















1 komentar: